Rabu, 15 April 2015
Senin, 13 April 2015
Kamis, 09 April 2015
Lakpesdam Sumenep Berdayakan Petani Garam
Lakpesdam Sumenep Berdayakan Petani Garam Desa Gersik Putih
Pengorganisasian masyarakat petani garam yang dilakukan Lembaga Kajian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Sumenep disambut
gembira Ketua Pusat Belajar Masyarakat (PBM) desa Gersik Putih kecamatan
Gapura, Sumenep. Dengan pembekalan yang diberikan Lakpesdam NU, petani
garam diharapkan hidup sejahtera.
“Dengan adanya pelatihan ini, (diharapkan) bisa memberikan perubahan nasib kepada para petani garam Gersik Putih. Sangat berterimakasih kepada Lakpesdam NU atas pelatihan dan bantuannya selama ini,” ungkap Ketua Pusat Belajar Masyarakat Desa Gersik Putuh, Arip, kepada NU Online, Kamis (10/5), setelah dilakukan uji coba pembuatan garam yoduim.
Menurutnya, sampai saat ini petani garam belum hidup sejahtera. Pasalnya, ketika musim penghujan masyarakat masih terbiasa menukar garam dengan sembako untuk makan sehari-hari. “Biasanya menukar ke daerah pegunungan,” katanya.
Saat ini, setelah dilatih Lakpesdam NU, petani garam desa Gersik Putih sudah bisa mengolah garam jadi garam yodium, namun masih terganjal modal usaha. Arip berharap, pemerintah bisa menfasilitasi keterbatasan modal usaha.
“Dengan modal itu masyarakat tidak lagi bergantung kepada PT Garam. Dan juga, agar ketika musim hujan masyarakat bisa menghasilkan penghasilan yang mandiri,” harapnya.
Selama ini, kata Arip, modal yang digunakan oleh petani garam Gersik Putih masih tergantung pada PT Garam.
Sumber: NU Online
“Dengan adanya pelatihan ini, (diharapkan) bisa memberikan perubahan nasib kepada para petani garam Gersik Putih. Sangat berterimakasih kepada Lakpesdam NU atas pelatihan dan bantuannya selama ini,” ungkap Ketua Pusat Belajar Masyarakat Desa Gersik Putuh, Arip, kepada NU Online, Kamis (10/5), setelah dilakukan uji coba pembuatan garam yoduim.
Menurutnya, sampai saat ini petani garam belum hidup sejahtera. Pasalnya, ketika musim penghujan masyarakat masih terbiasa menukar garam dengan sembako untuk makan sehari-hari. “Biasanya menukar ke daerah pegunungan,” katanya.
Saat ini, setelah dilatih Lakpesdam NU, petani garam desa Gersik Putih sudah bisa mengolah garam jadi garam yodium, namun masih terganjal modal usaha. Arip berharap, pemerintah bisa menfasilitasi keterbatasan modal usaha.
“Dengan modal itu masyarakat tidak lagi bergantung kepada PT Garam. Dan juga, agar ketika musim hujan masyarakat bisa menghasilkan penghasilan yang mandiri,” harapnya.
Selama ini, kata Arip, modal yang digunakan oleh petani garam Gersik Putih masih tergantung pada PT Garam.
Sumber: NU Online
Label:
Artikel
Kondisi Geografis Desa Gersik Putih
Kondisi Geografis Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura Sumenep
Desa Gersik Putih merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Gapura kabupaten Sumenep dan juga merupakan desa yang berbatasan dengan kecamatan Kalianget kabupaten Sumenep yang berada di sebelah selatan desa Gersik Putih dengan perbatasan laut, yaitu sekitar 10 menit penyebrangan di antara keduanya. Sedangkan dari sebelah utara berbatasan dengan desa Panile, dan untuk bagian timur dan barat berbatasan dengan lautan. Desa yang terhampar dengan keindahan laut, sungai-sungai, serta tambak-tambak ikan atau tambak-tambak garam merupakan ciri khas dari desa Gersik Putih. Desa ini jauh dari perkotaan atau keramaian kota. Kurang lebih dengan jarak tempuh 5 km untuk bisa sampai ke kecamatan Gapura. Akses jalan untuk menuju desa ini mengalami kerusakan yang cukup parah, perlu kehati-hatian dalam mempergunakan jalan. Jalanan yang berbatu dan berlubang menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat Gersik Putih dan masyarakat lain yang seringkali menggunakan jalur jalan yang terhubung dengan desa Gersik Putih tersebut menuju kecamatan Gapura. Jalan akses tersebut dahulu merupakan jalan aspal yang sudah bagus. Namun, karena kondisi dan situasi sosial juga yang menyebabkan rusaknya jalan tersebut, yaitu dengan beroprasinya kendaraan truck pengangkut garam dari gudang garam yang ada di desa Gersik Putih menuju pusat gudangnya yang berada di kecamatan Kalianget. Hingga lambat laun jalanan tersebut rusak akibat truck-truck yang sering keluar masuk desa Gersik Putih. Kondisi tersebut menjadikan warga Gersik Putih bergerak kepada pihak pemerintahan daerah atau PT. Garam agar bersedia bertanggung jawab dan bisa memperbaiki kembali jalan yang rusak. Dengan tindakan warga tersebut, saat ini jalan yang berada di kawasan desa Gersik Putih sudah kembali baik, namun untuk jalanan selanjutnya yang tidak termasuk kawasan desa Gersik Putih masih belum ada perbaikan, mulai dari kawasan daerah desa Panile sampai ke utara menuju kecamatan.
Desa Gersik Putih yang juga merupakan salah satu daerah yang produktif terhadap garam menjadikan desa tersebut lebih berciri khas dengan luasnya hamparan tambak-tambak lahan garam dan ikan yang berada di kawasan terbuka dan panas tanpa adanya pepohonan rindang yang menaungi sepanjang jalanan desa dari pada hamparan sawah yang hijau dan sejuk. Dan di desa tersebut juga terdapat suatu bangunan yang menjadi pusat perekonomian masyarakat, yaitu bangunan PT. Garam (persero) yang terdiri dari enam gudang khusus penyimpanan garam dan beberapa bangunan sebagai kantor atau tempat-tempat para pekerja serta properti-properti lainnya yang berhubungan dengan keperluan garam. Letak PT. Garam tersebut berada di sebelah bagian barat desa yang ke barat selanjutnya adalah lautan dan di sebelah selatannya adalah dusun Tapakerbau yang masih masuk dalam kawasan dusun Gersik Putih Barat. Bangunan gudang garam dan kantor PT. Garam itu sendiri terletak pada posisi yang berseberangan. Terdapat sungai dengan jembatan penyeberangan yang memisahkan letak bangunan-bangunan tersebut. Namun, posisi gedung atau bangunan-bangunan tersebut tetaplah berhadapan.
Desa Gersik Putih ini terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Gersik Putih Barat, Dusun Gersik Putih Tengah, dan Dusun Gersik Putih Timur, dengan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah menjadi petani (penggarap) garam sebagai satu-satunya sumber perekonomian yang dijadikan sandaran masyarakat Gersik Putih yang hidup di daerah pesisir. Jumlah penduduk Gersik Putih adalah 1.184 jiwa, yang terdiri dari 551 laki-laki, dan 633 perempuan. Desa ini terdiri dari 11 RT. dan 4 RW. dengan 399 KK. Dengan persentase perekonomian masyarakat sebagai pekerja (penggarap) garam 80%, petani 10%, dan perantau 10%.
Untuk sarana dan prasarana desa yang tersedia di desa tersebut yaitu sarana pendidikan, sarana beribadah, yakni satu bangunan masjid, balai desa, dan polindes. Letak polindes bersebelahan dengan balai desa. Di mana fungsi dari polindes tersebut hanyalah untuk warga yang hendak melahirkan. Sedangkan bila ada warga yang sedang sakit dan perlu perawatan, maka mereka menggunakan jasa rumah sakit yang berada di kecamatan atau di kota kabupaten Sumenep. Tidak ada rumah sakit di desa Gersik Putih serta tidak ada seorang dokter yang bertugas melayani kesehatan masyarakat setempat, yang ada hanyalah bidan desa yang terkadang jasanya tetap dipergunakan warga dalam beberapa keluhan penyakit ringan.
Sumber: Skripsi M Maswidah, UIN Sunan Ampel Surabaya 2014
Label:
Geografis
Sejarah Desa Gersik Putih
Sejarah Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura
Pada Zaman Dahulu kala di sebuah desa yang sangat terpencil terletak di
pesisir antara pulau poteran dan kalianget yang tanahnya berupa pasir
halus dan gersang berwarna putih sehingga orang dalu memberi nama “DESA
GERSIK PUTIH” disesuaikan dengan tanahnya yang gersang dan putih.
Sebenarnya desanya tidak lebih 75 hektar, jadi kalau di lihat dari jarak
jauh seperti hamparan batu karang yang besar karena memang letak
desanya berada di sekitar tengah-tengah tambak dan laut akan tetapi
dengan adanya PT.GARAM(persero) yang letaknya berada di wilayah desa
gersik putih kemudian terangkatlah desa tersebut dengan besar sampai
terdengar ke desa-desa lain. Gersik putih merupakan sebuah desa dimna di
sekitar areanya di tempati penggaraman yang sekarang ini garam tersebut
sudah di produksi keluar negeri dan sekarang ini memproduksi garam yang
di beri nama LOSOSA.
Di desa gersik putih pada zaman itu orangnya semua bekerja dengan membuat perahu kecil untuk tambangan sebagai alat bepergian ke daerah lain seperti pulau poteran dan kalianget cukup dengan menggunak perahu kecil dan juga bisa di gunakan untuk usaha menangkap ikan. Dan waktu musim hujan ada juga yang turun ke sawah untuk bercocok tanam seperti padi itupun tidak banyak hanya sebagian kecil yang mempunyai lahan untuk bercocok tanam karena memang pada dasarnya desa gersik putih lebih banyak lahan untuk membuat garam, karena gersik putih adalah daerah terpencil dan udaranya sangat panas tak ada pepohonan untuk bernaung,sinar mataharinya sangat menyengat kulit sehingga sebagian orangnya agak kehitam-hitaman itu semua pengaruh dari pantulan sinar matahari dengan air asin.
Pada waktu musim kemarau sebagian orang-orang pergi ke laut untuk menceri bibit atau nener bandeng dan mencari bibit atau nener udang windu untuk di jual kepada pelanggan atau pada orang yang mempunyai lahan tambak dan ada juga yang kerjanya dengan menangkap ikan dengan memakai alat khusus berupa jaring maupun lainnya berupa jala yang lengkap, pekerjaan itu di peruntukkan bagi yang tidak mempunyai ikatan kerja di PT. GARAM(persero). Bagi pekerja yang menjadi karyawan tetap atau yang mempunyai ikatan kerja di pt. garam(persero) gersik putih, kerjanya mempunyai ntugas penuh untuk membuat garam yangb bermutu tinggi agar tetap menjadi unggulan dari saingan yang lain. Karyawan yang bekerja di pt. garam (persero gersik putih) orangnya dari berbagai desa dan ada juga yang dari jawa bahkan sampai ada yang dari seluruh pelosok madura. Seperti kalianget, panele, desa gapura dan andulang tetapi masih banyak lagi yang tidak di cantumpan disini. Ada sebagian orang gersik putih yang menjadi PNS(pegawai negeri sipil) karena menurut cerita pada pemerintahan anaknya joko tole, pangeran atau raja dari bali anaknya dempo abang akan menyerang sumenep, katanya perahu yang di bawa dari perairan lapa taman (dungkek) sampai ke gersik putih (gapura). Singkat cerita akhirnya pasukan yang dari bali beserta rajanya di pukul mundur oleh tentara sumenep dan perahunya di bocorkan oleh tentara sumenep dan pada saat itu berhamburan lari ke kampung-kampung, sehingga ada sebagian orang gersik putih ke turunan raja bali. Dan perna di injak tanahnya oleh raja sumenep. Pada tahun 1922 ada oarang belanda masuk ke desa gersik putih tujuannya merencanakan untuk menggarap lahan yang ada di sekitar desa gersik putih untuk tempat pengolahan garam. Desa gersik putih memeng terhimpit dengan danya banyak tambak yang di kuasai oleh pt. garam (persero) namun juga di senangi oleh banyak pendatang atau untuk pemancingan ikan dari luar desa dan ada juga sebagian yang hanya sekedar ingin mengetahui dari dekat indahnya desa gersik putih. Penduduk desa gersik putih tidak terlalu banyak, kira-kira kurang lebih dari 90 penduduk. Sehari-hari kerjanya pergi ke tambak unatuk memelihara iak bandeng, udang windu, dan ada juga yang pergi ke laut di jual ke pasar.
Dan pada tahun 1925 lahan yang ada di desa gersik putih orang belanda telah berhasil menggarap atau memproduksi garam. Pada waktu itu memang kalau di lihat dari desa lain daesa gersik putih nampak kelihatan indah karena di kelilingi oleh banyak tambak dan gudang-gudang yang di tempati beretus ratus bahkan beribu-ribu tons garam yang bernama GUDANG GARAM yang mana dulunya bekas tempat atau kantor penjajah jepang. “gudang garam” tersebut ada 2 gudang yang terdiri dari 6 ruang gudang. Pada tahun 1945 indonesia mengumumkan kemerdekaannya akhirnya gudang yang satunya dibom. Di desa gersik putih pada waktu itu penduduk yang biasanya hanya ke laut untuk menangkap ikan dan udang, maka sebagian besar telah ikut bekerja bersama belanda untuk memproduksi garam. Penduduk desa gersik putih mulai sejak lahan-lahan di jadikan tempat pembuatan garam tidak terlalu sulit untuk mencari penghasilan. Jadi tidak hanya pergi ke laut.
Pada tahun 1960 tempat yang telah di kelolah oleh belanda sudah menjadi milk negara yaitu disebut P.N GARAM yang bertempat di desa gersik putih.
Sampai sekarang para penerus desa gersik putih turun-temurun tidak pernah melupakan peninggalan dari para leluhur yang telah berusaha keras memeras keringat untuk anak cucu mereka yang telah di rasakan seperti saat sekarang ini dan semua tinggal meneruskan saja. Dengan bekerja keras banting tulang mereka hidup dengan tentram dan tidak pernah mengeluh hidup dan selalu pasrah kepada ALLAH SWT.
BERJUANG LAH DESA YANG ABADI…….
Di desa gersik putih pada zaman itu orangnya semua bekerja dengan membuat perahu kecil untuk tambangan sebagai alat bepergian ke daerah lain seperti pulau poteran dan kalianget cukup dengan menggunak perahu kecil dan juga bisa di gunakan untuk usaha menangkap ikan. Dan waktu musim hujan ada juga yang turun ke sawah untuk bercocok tanam seperti padi itupun tidak banyak hanya sebagian kecil yang mempunyai lahan untuk bercocok tanam karena memang pada dasarnya desa gersik putih lebih banyak lahan untuk membuat garam, karena gersik putih adalah daerah terpencil dan udaranya sangat panas tak ada pepohonan untuk bernaung,sinar mataharinya sangat menyengat kulit sehingga sebagian orangnya agak kehitam-hitaman itu semua pengaruh dari pantulan sinar matahari dengan air asin.
Pada waktu musim kemarau sebagian orang-orang pergi ke laut untuk menceri bibit atau nener bandeng dan mencari bibit atau nener udang windu untuk di jual kepada pelanggan atau pada orang yang mempunyai lahan tambak dan ada juga yang kerjanya dengan menangkap ikan dengan memakai alat khusus berupa jaring maupun lainnya berupa jala yang lengkap, pekerjaan itu di peruntukkan bagi yang tidak mempunyai ikatan kerja di PT. GARAM(persero). Bagi pekerja yang menjadi karyawan tetap atau yang mempunyai ikatan kerja di pt. garam(persero) gersik putih, kerjanya mempunyai ntugas penuh untuk membuat garam yangb bermutu tinggi agar tetap menjadi unggulan dari saingan yang lain. Karyawan yang bekerja di pt. garam (persero gersik putih) orangnya dari berbagai desa dan ada juga yang dari jawa bahkan sampai ada yang dari seluruh pelosok madura. Seperti kalianget, panele, desa gapura dan andulang tetapi masih banyak lagi yang tidak di cantumpan disini. Ada sebagian orang gersik putih yang menjadi PNS(pegawai negeri sipil) karena menurut cerita pada pemerintahan anaknya joko tole, pangeran atau raja dari bali anaknya dempo abang akan menyerang sumenep, katanya perahu yang di bawa dari perairan lapa taman (dungkek) sampai ke gersik putih (gapura). Singkat cerita akhirnya pasukan yang dari bali beserta rajanya di pukul mundur oleh tentara sumenep dan perahunya di bocorkan oleh tentara sumenep dan pada saat itu berhamburan lari ke kampung-kampung, sehingga ada sebagian orang gersik putih ke turunan raja bali. Dan perna di injak tanahnya oleh raja sumenep. Pada tahun 1922 ada oarang belanda masuk ke desa gersik putih tujuannya merencanakan untuk menggarap lahan yang ada di sekitar desa gersik putih untuk tempat pengolahan garam. Desa gersik putih memeng terhimpit dengan danya banyak tambak yang di kuasai oleh pt. garam (persero) namun juga di senangi oleh banyak pendatang atau untuk pemancingan ikan dari luar desa dan ada juga sebagian yang hanya sekedar ingin mengetahui dari dekat indahnya desa gersik putih. Penduduk desa gersik putih tidak terlalu banyak, kira-kira kurang lebih dari 90 penduduk. Sehari-hari kerjanya pergi ke tambak unatuk memelihara iak bandeng, udang windu, dan ada juga yang pergi ke laut di jual ke pasar.
Dan pada tahun 1925 lahan yang ada di desa gersik putih orang belanda telah berhasil menggarap atau memproduksi garam. Pada waktu itu memang kalau di lihat dari desa lain daesa gersik putih nampak kelihatan indah karena di kelilingi oleh banyak tambak dan gudang-gudang yang di tempati beretus ratus bahkan beribu-ribu tons garam yang bernama GUDANG GARAM yang mana dulunya bekas tempat atau kantor penjajah jepang. “gudang garam” tersebut ada 2 gudang yang terdiri dari 6 ruang gudang. Pada tahun 1945 indonesia mengumumkan kemerdekaannya akhirnya gudang yang satunya dibom. Di desa gersik putih pada waktu itu penduduk yang biasanya hanya ke laut untuk menangkap ikan dan udang, maka sebagian besar telah ikut bekerja bersama belanda untuk memproduksi garam. Penduduk desa gersik putih mulai sejak lahan-lahan di jadikan tempat pembuatan garam tidak terlalu sulit untuk mencari penghasilan. Jadi tidak hanya pergi ke laut.
Pada tahun 1960 tempat yang telah di kelolah oleh belanda sudah menjadi milk negara yaitu disebut P.N GARAM yang bertempat di desa gersik putih.
Sampai sekarang para penerus desa gersik putih turun-temurun tidak pernah melupakan peninggalan dari para leluhur yang telah berusaha keras memeras keringat untuk anak cucu mereka yang telah di rasakan seperti saat sekarang ini dan semua tinggal meneruskan saja. Dengan bekerja keras banting tulang mereka hidup dengan tentram dan tidak pernah mengeluh hidup dan selalu pasrah kepada ALLAH SWT.
BERJUANG LAH DESA YANG ABADI…….
Sumber:http://adi-adisangpengembara.blogspot.com/2011/02/sejarah-desa-gersik-putih-pada-zaman.html
Label:
Sejarah Desa
KKN Posdaya STKIP Sumenep
KKN Posdaya STKIP PGRI Sumenep Tahun 2015/2016
- Program Kerja Fisik dan Non Fisik KKN Posdaya Desa Gersik Putih dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakatnya sangat kooperatif.
- Secara umum faktor-faktor yang mendukung jalannya program-program kerja kami antara lain:
- Kerja sama antar anggota tim KKN Posdaya Gersik Putih yang sangat baik dalam pelaksanaan program.
- Pihak kepala desa beserta jajaranya, dan ketua RW dan RT Desa Gersik Putih yang senantiasa memberi masukan dan dukungan terhadap terlaksanakannya progam kerja kami.
- Masyarakat Desa Gersik Putih yang sangat mendukung adanya program KKN Posdaya akan dijalankan di desanya.
- Rasa ingin menambah pengetahuan yang besar dari masyarakat Desa Gersik Putih.
- Kegiatan KKN Posdaya di Desa Gersik Putih mendapat sambutan yang baik dari masyarakat setempat yaitu dengan dukungan moril maupun materi demi kelancaran pelaksanaan kegiatan KKN Posdaya.
Label:
KKN STKIP Sumenep
PENGEMBANGAN POTENSI DESA MELALUI KKN POS DAYA STKIP PGRI SUMENEP
PENGEMBANGAN POTENSI DESA MELALUI KKN POSDAYA STTKIP PGRI SUMENE
DESA GERSIK PUTIH KECAMATAN GAPURA
TAHUN 2015/2016
B. Program Kedua: Produk
Kerajinan
D.
Program
Keempat: Penyuluhan
DESA GERSIK PUTIH KECAMATAN GAPURA
TAHUN 2015/2016
Berdasarkan
penjabaran tentang potensi desa di BAB III, Desa Gersik Putih ternyata memiliki
pontesi yang cukup bagus untuk dikembangkan sebagai sebuah usaha bagi
masyarakat setempat, Oleh karena itu kami kelompok 10 telah menyusun program
kegiatan selama kami berada didesa guna menggali dan mengembangkan potensi Desa
Gersik Putih. Berikut ini merupakan program kegiatan yang telah kami buat
berdasarkan potensi dan permasalahan desa:
A.
Program
Pertama: Produk
Olahan Makanan
Pembuatan produk
olahan makanan dengan bahan baku yang berasal dari ikan tambak penduduk desa
setempat yaitu ikan mujair, ikan bandeng, dan cong-cong (sifud). Bermodalkan
kreatifitas serta pengetahuan yang kami miliki bahan baku tersebut akan di olah
menjadi beberapa produk olahan makanan yang inovatif serta memiliki nilai jual
yang tinggi di pasaran. Daftar produk olahan makanan dapat dilihat dibawah ini:
Produk
olahan makanan
No
|
Nama Produk
|
Bahan
|
1
|
Abon
|
Ikan
Mujair
|
2
|
Nugget
|
Ikan
Mujair
|
3
|
Bakdabak
|
Ikan
Mujair
|
Selama
ini ikan mujair hanya di anggap hama bagi warga desa setempat, karena ikan
mujair akan memakan bibit udang yang telah warga pasang/sebar di tambak, Sedangkan
asal-usul ikan mujair itu sendiri tidak diketahui. warga desa pun tampak kebingungan
saat di mintai keterangan terkait dengan bagaimana cara ikan ini bisa ada di
tambak tanpa mereka pasang bibitnya. Untuk masalah ini mungkin perlu penelitian
lebih lanjut guna mendapatkan jawaban yang kongkrit dari fenomena yang terjadi
di desa. Mudah-mudahan dengan ide kami ini dapat membantu permasalahan warga
selama ini tentang ikan mujair, yang awalnya hanya di anggap hama saja oleh
warga, kemudian dapat berubah menjadi suatu hal yang menguntungkan dalam segi
ekonomi.
Produk
olahan makanan yang selanjutnya adalah Otak-otak
Bandeng, sesuai dengan namanya olahan makanan yang satu ini berbahan baku
Ikan Bandeng yang selama ini telah di budidayakan oleh warga desa setempat. Selain
dikonsumsi sendiri ikan bandeng juga diperjual belikan oleh warga setempat saat
musim panen tiba, sebagai pendapatan tambahan selama mereka tidak bekerja di
PT.GARAM. Namun yang menjadi masalah ketika mereka menjual hasil panen ikan bandeng,
ternyata harganya tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya, karena
pada saat musim panen harga jual ikan tersebut anjlok di pasaran dan warga di
desa juga kesulitan mencari jaringan untuk menjual ikan bandeng pada saat itu.
tak kehabisan akal. ikan bandeng yang selama ini hanya di jual mentah atau
sudah masak di pasar, oleh warga desa setempat di ubah menjadi olahan makanan
yang sangat inofatif dan kreatif yaitu Otak-otak
Bandeng. Yang mampu menarik minat masyarakat luar untuk membeli dan
mencicipinya, tentunya ini menjadi jalan alternatif bagi warga sebagai solusi untuk
meningkatkan nilai jual ikan bandeng yang selama ini anjlok,
para
warga di desa juga mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan Cong-cong
yang mereka kumpulkan dari sungai/tambak. Cong-cong ini adalah salah satu sifud
yang hidup di sungai atau tambak hewan bercangkang ini memiliki bentuk yang
kecil serta mengerucut dan berwarna hitam. Para warga setempat hanya menjual
isi dari Cong-cong tersebut kepada pengepul di desa, yang selanjutnya akan di
proses menjadi olahan makanan yaitu snack
Cong-cong yang lezat dan gurih.
Salah satu komoditas laut yang
memiliki potensi bisnis cukup tinggi adalah kerang. Selain dagingnya banyak
dinikmati penggemar seafood (makanan laut), cangkang kerang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan aneka kerajinan yang sangat
cantik. Awal mula ide untuk membuat kerajinan tangan dari limbah kerang ini
muncul ketika meilihat kulit kerang yang berserakan hampir di seluruh pemukiman
warga. dengan kreatifitas dan inovasi yang telah kami lakukan, kelompok 10
menciptakan berbagai produk kerajinan tangan dari cangkang kerang, yang awalnya
hanya menjadi limbah bagi masyarakat dan campuran bahan bangunan kini di sulap
menjadi kerajinan tangan yang sangat cantik. Dibawah ini merupakan daftar
produk kerajinan dari cangkang kerang :
Produk Kerajinan dari Cangkang
Kerang
No
|
Nama Produk
|
Bahan
|
1
|
Lukisan burung merak
|
Cangkang kerang
|
2
|
Lukisan
ikan
|
Cangkang
kerang dan pasir warna
|
3
|
Tirai
|
Cangkang
kerang
|
4
|
Hiasan
pintu
|
Cangkang
kerang
|
5
|
Bros
|
Cangkang
kerang
|
6
|
Gantungan
kunci
|
Cangkang
kerang
|
7
|
Miniatur
bunga
|
Cangkang
kerang
|
8
|
Tempat
permen
|
Cangkang
kerang
|
9
|
Tempat
tisu
|
Cangkang
kerang dan pasir warna
|
Sudah
banyak buktinya orang-orang yang sukses memasarkan kerajinan kerangnya sampai
ke manca negara dengan omset sangat fantastis tentunya hal ini menjadi peluang
usaha yang menjajikan, dengan syarat kita harus terus berkreasi dan berinovasi
dalam mengembangkan produk kerajinan.
Selain
kerang, pasir juga menjadi salah satu bahan kerajinan yang kami buat yaitu Kaligrafi Pasir, selama ini mungkin
pasir hanya digunakan sebagai campuran bangunan atau digunakan untuk bermain, ditangan-tangan
orang kreatif pasir-pasir laut itu bisa dibuat sesuatu yang bernilai dan
menghasilkan suatu hasil karya yang sangat indah biasa disebut juga kreasi dan
Kerajinan Pasir, dan dari bermain sambil berkarya dengan pasir orang-orang yang
kreatif tersebut bisa menghasilkan uang yang lumayan, bahkan ada orang yang
penghasilan keluarganya hidup dari pemanfaatan pasir. Salah satunya adalah pasir warna yang
dapat digunakan sebagai pewarna kerajinan, lukisan pasir, kaligrafi pasir dan
lain-lain.
C.
Program
Ketiga: Produk
Kreatif
Produk yang kami buat tak hanya
berasal dari potensi desa saja, kami juga membuat produk yang berbahan baku
dari limbah kantor dan rumah tangga seperti koran bekas, kardus bekas dan
kaleng minuman bekas. Benda-benda tersebut kami daur ulang menjadin sebuah kerajinan
tangan yang menarik serta mempunyai nilai jual di pasaran, Sehingga kelompok
kami memiliki produk yang sangat bervariasi dan inovatif, hal ini menunjukkan
bahwa kelompok kami tidak memandang suatu hal dari satu sisi saja, melainkan
dari berbagai sisi dalam menyikapi sesuatu. Dibawah ini merupakan macam-macam
produk kreatif yang telah kami buat:
Produk
Kreatif
No
|
Nama Produk
|
Bahan
|
1
|
Miniatur
Kapal pesiar
|
Koran
bekas
|
2
|
Miniatur rumah
|
Koran
bekas
|
3
|
Pigura
|
Koran
bekas
|
4
|
Kompor
kaleng
|
Kaleng
minuman bekas
|
5
|
Lampion
|
Kardus
bekas
|
Setelah melaksanakan program 1-3, kegiatan
berikutnya adalah melaksanakan penyuluhan produk terhadap warga di desa. Tujuan
dari penyeluhan itu sendiri adalah mengajari warga tentang bagaimana cara
membuat produk-produk yang telah kami buat selama KKN berdasarkan potensi yang
dimiliki desa.
Melalui KKN Pos Daya STKIP PGRI
SUMENEP ini, diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki Desa
Gersik Putih melalui program kegiatan peserta KKN selama berada di desa.
Setelah sukses melaksanakan berbagai program kegiatan, tindakan selanjutnya
yang harus dilakukan adalah melaksanakan penyuluhan kepada warga Desa Gersik
Putih tentang potensi desa yang layak untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha
bagi masyarakat setempat. Pada poin penyuluhan ini mahasiswa peserta KKN Pos
Daya STKIP PGRI SUMENEP akan menjelaskan tentang potensi desa serta mengajarkan
kepada warga, cara pembuatan setiap produk yang telah dihasilkan oleh peserta
KKN.
Hal ini juga bertujuan
untuk menjadikan masyarakat lebih produktif dan inovatif dalam mengelola sumber
daya alam (SDA) di desa. Dalam penyuluhan ini peserta KKN Posdaya melibatkan
organisasi di desa seperti kumpulan ibu PKK, Fatayat dan Muslimat. Organisasi
inilah yang menjadi sasaran utama dalam penyuluhan tersebut, untuk
mengembangkan segala produk yang telah dihasilkan oleh peserta KKN Posdaya. Dan
kegiatan pengembangan potensi desa ini, diharapkan tetap berlanjut seterusnya
meskipun KKN Posdaya nantinya telah berakhir.
Label:
KKN STKIP Sumenep,
Pos Daya,
Potensi Desa
Langganan:
Postingan (Atom)