Jumat, 03 April 2015

Menteri Marwan ingin Program Transmigrasi jadi Solusi Masalah Pangan Nasional


Jakarta --- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar yakin masalah pangan nasional, utamanya beras, bisa diatasi sendiri oleh produksi dalam negeri. Syaratnya, seluruh potensi sumberdaya yang ada dioptimalkan untuk mendukung kebijakan swasembada pangan yang dicanangkan Pemerintah.

"Program transmigrasi bisa menjadi solusi kongkrit masalah pangan nasional, jika kami diberi amanah, kami siap memberdayakan lahan-lahan transmigrasi menjadi pusat produksi pangan nasional, utamanya beras" ujar Menteri Marwan.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, yang memperbolehkan impor beras dalam kondisi tertentu. 
Menteri Marwan yakin Inpres tersebut bukanlah untuk mendukung impor beras, tapi hanya untuk jaga-jaga saja kalau target produksi padi nasional tahun ini sebesar 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG) tidak tercapai karena faktor alam seperti cuaca yang buruk. Karena dalam Inpres tersebut juga telah ditegaskan bahwa selama pengadaan beras dari dalam negeri masih mencukupi Pemerintah tidak akan melakukan impor.
"Inilah tantangannya, mampukah kita memenuhi target produksi beras nasional? Saya sendiri optimis sumberdaya agraris kita asalkan kita optimalkan, bisa memenuhi target swasembada beras seperti yang dicanangkan Pemerintah" beber Menteri Marwan.
"Seperti lahan transmigrasi yang tersebar di luar Jawa, selama ini sudah cukup membuktikan sebagai salah satu lumbung beras nasional yang konsisten memberikan kontribusi hingga 5,8  juta ton beras setiap tahunnya, tinggal dioptimalkan produktifitasnya" imbuh Menteri Marwan.
Ia menambahkan, program transmigrasi yang mulai digalakkan lagi tahun ini, akan diarahkan untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan nasional utamanya beras. Kekurangan lahan pertanian nasional yang diperkirakan butuh tambahan lahan baru seluas 2 juta hektare, bisa dipenuhi dari lahan transmigrasi seluas 9 juta hektare yang disediakan Pemerintah. 
"Kita akan verifikasi mana lahan yang bisa dijadikan sawah untuk padi, mana yang untuk jagung, kedelai, tebu, dan sebagainya, selama lahan itu cocok untuk persawahan padi kita akan prioritaskan tanam padi, supaya produksi beras meningkat dan swasembada pangan nasional cepat tercapai" ungkap Menteri Marwan.
Untuk itu, lanjutnya, calon transmigran akan diutamakan dari kalangan petani yang telah memiliki keahlian atau pengalaman dalam bertanam padi. Agar mereka nanti bisa langsung mempraktekkan keahliannya di tempatnya yang baru.
Tokoh asal Pati ini optimis banyak keluarga petani dari Jawa yang tertarik ikut program transmigrasi. Daripada terus menerus jadi buruh tani karena tidak punya lahan sendiri atau modal usaha, lebih baik merubah nasib yang lebih cerah dengan menjadi transmigran. Apalagi setiap keluarga transmigran nantinya akan mendapat jatah lahan untuk digarap, rumah tinggal, bantuan uang bulanan, sarana dan prasarana untuk bekerja.
"Saya optimis Jika kita bisa mengoptimalkan potensi lahan transmigrasi, kita support dengan benih unggul, pupuk, peralatan, teknologi, penyuluhan, pendampingan, maka program transmigrasi bisa menjadi solusi kongkrit terhadap masalah pangan nasional" imbuh Menteri Marwan.

Waktu
: 02/04/2015 21:58:08
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar