Jakarta --- Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar yakin
masalah pangan nasional, utamanya beras, bisa diatasi sendiri oleh
produksi dalam negeri. Syaratnya, seluruh potensi sumberdaya yang ada
dioptimalkan untuk mendukung kebijakan swasembada pangan yang
dicanangkan Pemerintah.
"Program transmigrasi bisa menjadi
solusi kongkrit masalah pangan nasional, jika kami diberi amanah, kami
siap memberdayakan lahan-lahan transmigrasi menjadi pusat produksi
pangan nasional, utamanya beras" ujar Menteri Marwan.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengeluarkan
Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang tentang Kebijakan Pengadaan
Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, yang memperbolehkan
impor beras dalam kondisi tertentu.
Menteri Marwan yakin Inpres tersebut
bukanlah untuk mendukung impor beras, tapi hanya untuk jaga-jaga saja
kalau target produksi padi nasional tahun ini sebesar 73,4 juta ton
gabah kering giling (GKG) tidak tercapai karena faktor alam seperti
cuaca yang buruk. Karena dalam Inpres tersebut juga telah ditegaskan
bahwa selama pengadaan beras dari dalam negeri masih mencukupi
Pemerintah tidak akan melakukan impor.
"Inilah tantangannya, mampukah kita
memenuhi target produksi beras nasional? Saya sendiri optimis sumberdaya
agraris kita asalkan kita optimalkan, bisa memenuhi target swasembada
beras seperti yang dicanangkan Pemerintah" beber Menteri Marwan.
"Seperti lahan transmigrasi yang
tersebar di luar Jawa, selama ini sudah cukup membuktikan sebagai salah
satu lumbung beras nasional yang konsisten memberikan kontribusi hingga
5,8 juta ton beras setiap tahunnya, tinggal dioptimalkan
produktifitasnya" imbuh Menteri Marwan.
Ia menambahkan, program transmigrasi
yang mulai digalakkan lagi tahun ini, akan diarahkan untuk mendukung
pencapaian target swasembada pangan nasional utamanya beras. Kekurangan
lahan pertanian nasional yang diperkirakan butuh tambahan lahan baru
seluas 2 juta hektare, bisa dipenuhi dari lahan transmigrasi seluas 9
juta hektare yang disediakan Pemerintah.
"Kita akan verifikasi mana lahan yang
bisa dijadikan sawah untuk padi, mana yang untuk jagung, kedelai, tebu,
dan sebagainya, selama lahan itu cocok untuk persawahan padi kita akan
prioritaskan tanam padi, supaya produksi beras meningkat dan swasembada
pangan nasional cepat tercapai" ungkap Menteri Marwan.
Untuk itu, lanjutnya, calon transmigran
akan diutamakan dari kalangan petani yang telah memiliki keahlian atau
pengalaman dalam bertanam padi. Agar mereka nanti bisa langsung
mempraktekkan keahliannya di tempatnya yang baru.
Tokoh asal Pati ini optimis banyak
keluarga petani dari Jawa yang tertarik ikut program transmigrasi.
Daripada terus menerus jadi buruh tani karena tidak punya lahan sendiri
atau modal usaha, lebih baik merubah nasib yang lebih cerah dengan
menjadi transmigran. Apalagi setiap keluarga transmigran nantinya akan
mendapat jatah lahan untuk digarap, rumah tinggal, bantuan uang bulanan,
sarana dan prasarana untuk bekerja.
"Saya optimis Jika kita bisa
mengoptimalkan potensi lahan transmigrasi, kita support dengan benih
unggul, pupuk, peralatan, teknologi, penyuluhan, pendampingan, maka
program transmigrasi bisa menjadi solusi kongkrit terhadap masalah
pangan nasional" imbuh Menteri Marwan.
Waktu
: 02/04/2015 21:58:08
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar