Desa Gersik
Putih merupakan salah satu Desa yang terletak di kecamatan gapura kabupaten
sumenep profinsi jawa timur. Awal kisah pada zaman dahulu kala di sebuah Desa
yang sangat terpencil terletak di pesisir antara Pulau Poteran dan Kalianget
yang tanahnya berupa halus dan gersang berwarna putih sehingga orang dahulu
memberi nama “Desa Gersik Putih”. Sebenarnya desanya tidak lebih dari 75
hektar, jadi jika dilihat dari jarak jauh seperti hamparan batu karang yang
besar karena memang letak desanya berada di sekitar tengah-tengah tambak dan
laut, akan tetapi dengan adanya PT.GARAM (persero) yang letaknya berada di Desa
Gersik Putih kemudian terangkatlah Desa tersebut sampai terdengar ke desa-desa
lain. Gersik Putih merupakan sebuah desa dimana disekitar areanya ditempati
penggaraman yang sekarang ini garam tersebut sudah di produksi keluar negeri
dan saat ini memproduksi garam yang diberi nama LOSOSA. Di Desa Gersik Putih
pada zaman itu orangnya semua bekerja dengan membuat perahu kecil untuk
tambangan sebagai alat bepergian ke daerah lain misalnya ke Pulau Poteran dan
Kalianget cukup dengan menggunakan perahu kecil dan digunakan untuk menangkap
ikan. Pada saat musim hujan ada juga yang turun ke sawah untuk bercocok tanam
seperti padi itupun tidak banyak hanya sebagian kecil yang mempunyai lahan
untuk bercocok tanam karena memang pada dasarnya Desa Gersik Putrih lebih
banyak lahan untuk membuat garam.
Desa Gersik
Putih adalah daerah terpencil dengan udara yang sangat panas sehingga sebagian
penduduk desa kulitnya agak ke hitam-hitaman. Pada waktu musim kemarau sebagian
orang pergi ke laut untuk mencari bibit atau nener bandeng dan nener udang
windu untuk di jual kepada pelanggan atau pada orang yang mempunyai lahan
tambak. Karyawan yang bekerja di PT.GARAM (persero) orangnya dari berbagai desa
dan ada pula yang dari jawa bahkan sampai ada yang dari seluruh pelosok Madura
seperti Kalianget, Panele, Desa Gapura dan Andulang. Ada sebagian orang gersik
putih yang menjadi PNS karena menurut cerita pada pemerintahan anak Jokotole,
pangeran atau raja dari Bali anaknya dempo abang akan menyerang Sumenep,
katanya perahu yang dibawa dari perairan lapataman (Dungkek) sampai ke Gersik
Putih (Gapura). Singkat cerita akhirnya pasukan yang dari Bali beserta rajanya
di pukul mundur oleh tentara Sumenep dan perahunya di bocorkan oleh tentara
Sumenep dan pada saat itu berhamburan lari ke kampung-kampung, sehingga ada
sebagian orang Gersik Putih merupakan keturunan raja Bali. Pada tahun 1922 ada
orang belanda masuk ke Desa Gersik Putih tujuannya merencakan untuk menggarap
lahan yang ada di sekitar Desa Gersik Putih sebagai pengolahan garam. Desa
Gersik Putih memang terhimpit dengan adanya banyak tambak yang dikuasai oleh
PT.GARAM (persero) namun juga disenangi oleh banyak pendatang atau untuk
pemancingan ikan dari luar desa dan ada juga sebagian yang hanya ingin
mengetahui dari dekat indahnya Desa Gersik Putih pada tahun 1922 lahan yang ada
di Desa Gersik Putih orang Belanda tersebut telah berhasil menggarap atau
memproduksi garam. pada waktu itu memang kalau dilihat dari Desa lain Desa
Gersik Putih nampak lebih indah karena dikelilingi oleh banyak tambak dan
gudang-gudang yang di tempati beribu-ribu ton garam yang bernama GUDANG GARAM
yang mana dulunya bekas tempat atau kantor penjajahan jepang.
“GUDANG GARAM”
tersebut ada dua gudang yang terdiri dari 6 ruang gudang, namun pada saat
Indonesia mengumumkan kemerdekaannya gudang yang satunya di bom. Desa Gersik
Putih pada waktu itu penduduk yang biasanya ke laut untuk menangkap ikan dan
udang sebagian besar telah ikut bekerja bersama belanda untuk memproduksi
garam. sejak adanya pembuatan garam penduduk Desa Gersik Putih perlahan-lahan
tidak terlalu sulit mencari penghasilan. Sampai sekarang para penerus Desa
Gersik Putih turun temurun tidak pernah melupakan peninggalan dari para leluhur
yang telah berusaha keras memeras keringat untuk anak cucu mereka yang telah
dirasakan seperti saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar